Prilly Latuconsina Ungkap Pesan dan Makna di Film Perayaan Mati Rasa
RUPIRUPICELLEB - Rumah produksi yang didirikan Prilly Latuconsina dan Umay Shahab melahirkan karya terbarunya, sebuah film drama keluarga berjudul Perayaan Mati Rasa. Filmnya bakal tayangpada 29 Januari.
Prilly Latuconsina selaku Founder & CMO Sinemaku menceritakan awalnya film ini digarap setelah terinspirasi dari lagu milik Umay Shahab.
"Aku mau cerita sedikit kali ya, kenapa film ini bisa lahir gitu. Nah sesuai dengan judulnya, film ini Perayaan Mati Rasa itu diambil dari judul lagunya Umay, yang pada saat itu ternyata banyak yang dengerin dan banyak yang suka juga, banyak yang bikinin kontennya soal lagu tersebut. Terus akhirnya kita diskusi soal film Perayaan Mati Rasa ini. Saya, Umay, seluruh tim kreatif, bahkan ada Iqbal juga di situ," ujar Prilly Latuconsina saat press screening film Perayaan Mati Rasa di XXI Epicentrum pada Kamis (23/1/2025).
Ikut Berduka, Anang Hermansyah dan Ashanty Hadiri Pemakaman Almarhum Benny Laos di Karawang
Setelah Prilly berdiskusi dengan Umay, keduanya memutuskan menggarap film ini dengan mengangkat tema keluarga. Baik Prilly dan Umay, menilai keluarga adalah support system dalam setiap individu.
"Kita memutuskan untuk membuat film yang dekat sama hati kita, yaitu adalah film tentang keluarga. Karena keluarga adalah support system utama ya bagi kita. Jadi sebelum kita punya pasangan, sebelum kita punya sahabat, pasti keluarga yang akan terlebih dahulu menjadi support system kita gitu," kata Prilly.
Lebih jauh lagi, film ini mengambil perspektif sudut pandang anak pertama dan kedua di dalam keluarganya dan perspektif dari orang tuanya.
"Terus di sini saya sama Umay itu anak pertama, Iqbal anak kedua. Jadi ada dua perspektif yang berbeda kalau kita jadi anak. Saya sama Umay merasa kita berdua itu punya ekspektasi yang tinggi terhadap diri kita sendiri. Mungkin ekspektasi itu yang membuat kita kadang suka jauh sama orang tua atau salah paham. Dan begitu pun juga anak kedua punya perspektifnya yang beda lagi," kata Prilly.
Setelah cerita film ini diramu, akhirnya bukan hanya sekadar cerita anak pertama dan kedua saja. Tapi bagaimana keluarga bisa menjadi sumber rasa sakit maupun obat penawarnya.
Penjelasan Ashanty Bikin Konten saat Melayat Cagub Malut Benny Laos
"Ketika kita ramu ceritanya, akhirnya lahirlah Perayaaan Mati Rasa dan film ini ternyata bukan hanya sekedar film tentang anak pertama atau anak kedua, tapi ini film tentang cinta keluarga gitu. Dimana cinta keluarga itu bisa menjadi sumber rasa sakit, tapi juga bisa menjadi obat untuk segala luka dan trauma yang dialami seorang anak atau siapapun itu. Jadinya lahirlah film ini," ungkap Prilly.
Prilly berharap film ini mampu memberikan dampak positif untuk siapapun yang menontonnya. Dan yang terpenting film ini diharapkan dapat membuat penonton dapat berdamai dengan rasa sakit.
"Semoga film ini bisa memberikan dampak yang baik untuk siapapun yang menontonnya, posisinya apapun. Mau dia adalah seorang ibu, ayah, anak pertama, anak kedua, sahabat, support system. Semoga bisa mengambil hal yang positif dari film ini gitu. Dan pastinya film ini adalah dimana kita bisa berdamai sama yang namanya rasa sakit," bebernya.
"Rasa sakit yang lama-lama bisa membuat mati rasa, tapi nggak selamanya rasa sakit itu harus dijadikan hal yang sedih. Kadang rasa sakit dan luka itu harus dirayakan supaya kita menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih," pungkas Prilly.
Film ini disutradarai Umay Shahab dan berkisah tentang perjuangan Ian Antono dalam meraih mimpinya. Ini merupakan film ketiga garapannya setelah Kukira Kau Rumah (2021) dan Ketika Berhenti di Sini (2023).
Film ini turut dibintangi oleh Umay Shahab, Iqbaal Ramadhan, Devano Mahendra, Dul Jaelani, dan Randy Danistha, dijadwalkan tayang pada 29 Januari 2025.
Prilly Latuconsina selaku Founder & CMO Sinemaku menceritakan awalnya film ini digarap setelah terinspirasi dari lagu milik Umay Shahab.
"Aku mau cerita sedikit kali ya, kenapa film ini bisa lahir gitu. Nah sesuai dengan judulnya, film ini Perayaan Mati Rasa itu diambil dari judul lagunya Umay, yang pada saat itu ternyata banyak yang dengerin dan banyak yang suka juga, banyak yang bikinin kontennya soal lagu tersebut. Terus akhirnya kita diskusi soal film Perayaan Mati Rasa ini. Saya, Umay, seluruh tim kreatif, bahkan ada Iqbal juga di situ," ujar Prilly Latuconsina saat press screening film Perayaan Mati Rasa di XXI Epicentrum pada Kamis (23/1/2025).
Ikut Berduka, Anang Hermansyah dan Ashanty Hadiri Pemakaman Almarhum Benny Laos di Karawang
Setelah Prilly berdiskusi dengan Umay, keduanya memutuskan menggarap film ini dengan mengangkat tema keluarga. Baik Prilly dan Umay, menilai keluarga adalah support system dalam setiap individu.
"Kita memutuskan untuk membuat film yang dekat sama hati kita, yaitu adalah film tentang keluarga. Karena keluarga adalah support system utama ya bagi kita. Jadi sebelum kita punya pasangan, sebelum kita punya sahabat, pasti keluarga yang akan terlebih dahulu menjadi support system kita gitu," kata Prilly.
Lebih jauh lagi, film ini mengambil perspektif sudut pandang anak pertama dan kedua di dalam keluarganya dan perspektif dari orang tuanya.
"Terus di sini saya sama Umay itu anak pertama, Iqbal anak kedua. Jadi ada dua perspektif yang berbeda kalau kita jadi anak. Saya sama Umay merasa kita berdua itu punya ekspektasi yang tinggi terhadap diri kita sendiri. Mungkin ekspektasi itu yang membuat kita kadang suka jauh sama orang tua atau salah paham. Dan begitu pun juga anak kedua punya perspektifnya yang beda lagi," kata Prilly.
Setelah cerita film ini diramu, akhirnya bukan hanya sekadar cerita anak pertama dan kedua saja. Tapi bagaimana keluarga bisa menjadi sumber rasa sakit maupun obat penawarnya.
Penjelasan Ashanty Bikin Konten saat Melayat Cagub Malut Benny Laos
"Ketika kita ramu ceritanya, akhirnya lahirlah Perayaaan Mati Rasa dan film ini ternyata bukan hanya sekedar film tentang anak pertama atau anak kedua, tapi ini film tentang cinta keluarga gitu. Dimana cinta keluarga itu bisa menjadi sumber rasa sakit, tapi juga bisa menjadi obat untuk segala luka dan trauma yang dialami seorang anak atau siapapun itu. Jadinya lahirlah film ini," ungkap Prilly.
Prilly berharap film ini mampu memberikan dampak positif untuk siapapun yang menontonnya. Dan yang terpenting film ini diharapkan dapat membuat penonton dapat berdamai dengan rasa sakit.
"Semoga film ini bisa memberikan dampak yang baik untuk siapapun yang menontonnya, posisinya apapun. Mau dia adalah seorang ibu, ayah, anak pertama, anak kedua, sahabat, support system. Semoga bisa mengambil hal yang positif dari film ini gitu. Dan pastinya film ini adalah dimana kita bisa berdamai sama yang namanya rasa sakit," bebernya.
"Rasa sakit yang lama-lama bisa membuat mati rasa, tapi nggak selamanya rasa sakit itu harus dijadikan hal yang sedih. Kadang rasa sakit dan luka itu harus dirayakan supaya kita menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih," pungkas Prilly.
Film ini disutradarai Umay Shahab dan berkisah tentang perjuangan Ian Antono dalam meraih mimpinya. Ini merupakan film ketiga garapannya setelah Kukira Kau Rumah (2021) dan Ketika Berhenti di Sini (2023).
Film ini turut dibintangi oleh Umay Shahab, Iqbaal Ramadhan, Devano Mahendra, Dul Jaelani, dan Randy Danistha, dijadwalkan tayang pada 29 Januari 2025.
Halaman selanjutnya 1
2
3
Sudahkah Baca yang di bawah ini,,???
Tepis Isu Pisah, Ruben Onsu dan Sarwendah Kompak Rayakan Ulang Tahun Thalia dan Thania, Netizen Banjiri Doa Baik
Tak Ada Nagita Slavina, Ayu Ting Ting Masuk Daftar Wanita Tercantik Dunia 2024
Sudah Kembali Kerja, Ruben Onsu Ungkap Penyebab Sakitnya
Sumber :www.detik.com
Sudahkah Baca yang di bawah ini,,???
Tepis Isu Pisah, Ruben Onsu dan Sarwendah Kompak Rayakan Ulang Tahun Thalia dan Thania, Netizen Banjiri Doa Baik
Tak Ada Nagita Slavina, Ayu Ting Ting Masuk Daftar Wanita Tercantik Dunia 2024
Sudah Kembali Kerja, Ruben Onsu Ungkap Penyebab Sakitnya
Sumber :www.detik.com
Comments
Post a Comment